Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah. " [1] Imam Al Bukhari rahimahullah membuat judul Bab dari hadits di atas, "Bab: Keutamaan seseorang memberi petunjuk pada orang lain untuk masuk Islam".
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ“Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk oleh Allah melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.”[1]Imam Al Bukhari rahimahullah membuat judul Bab dari hadits di atas, “Bab Keutamaan seseorang memberi petunjuk pada orang lain untuk masuk Islam”.Abu Daud membawakan hadits di atas pada “Bab Keutamaan menyebarkan ilmu”.Penulis Aunul Ma’bud, mengatakan, “Unta merah adalah semulia-mulianya harta menurut mereka para sahabat.”[2] Di lain tempat, beliau rahimahullah mengatakan, “Unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam.”[3]Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah memberikan penjelasan yang cukup apik. Beliau rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah unta tersebut adalah harta teristimewa di kalangan orang Arab kala itu. Di sini Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjadikan unta merah sebagai permisalah untuk mengungkapkan berharganya mulianya suatu perbuatan. Dan memang tidak ada harta yang lebih istimewa dari unta merah kala itu. Sebagaimana pernah dijelaskan bahwa permisalan suatu perkara akhirat dengan keuntungan dunia, ini hanyalah untuk mendekatkan pemahaman agar mudah paham. Namun tentu saja balasan di akhirat itu lebih besar dari kenikmatan dunia yang ada. Demikianlah maksud dari setiap gambaran yang biasa disebutkan dalam hadits. Dalam hadits ini terdapat pelajaran tentang keutamaan ilmu. Juga dalam hadits tersebut dijelaskan keutamaan seseorang yang mengajak pada kebaikan. Begitu pula hadits itu menjelaskan keutamaan menyebarkan sunnah ajaran Islam yang baik.”
Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah. " [1] Imam Al Bukhari rahimahullah membuat judul Bab dari hadits di atas, "Bab: Keutamaan seseorang memberi petunjuk pada orang lain untuk masuk Islam".
Hidayah mutlak hanyalah milik Allah subhanahu wa ta’ala, Ia memberikannya kepada siapa saja yang dikehendakinya dan mencegahnya dari siapa saja yang dikehendakinya, Allah berfirman مَن يَهدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلمُهتَدِ وَمَن يُضلِل فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيّا مُّرشِدا “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” QS. Al-Kahfi 17 Oleh karena itu kita selalu memohon hidayah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam setiap raka’at dalam shalat kita, kita selalu membaca dalam surah Al-Fatihah ayat 6 ٱهدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلمُستَقِيمَ “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” QS. Al-Fatihah 6. Tapi Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan jalan-jalan dan perantara bagi hambanya untuk mendapatkan hidayah. Ia memilih dari hamba-hambanya para pemberi petunjuk bagi hamba-hambanya yang lain, sehingga mereka dapat menggiring orang lain menuju hidayah Allah subhanahu wa ta’ala dan jalan yang lurus. Mereka adalah para Rasul dan orang-orang yang berjalan dijalan dakwah bersama mereka. Alangkah indahnya jika kita termasuk kedalam golongan tersebut, berapa banyak pahala yang akan kita dapatkan jikalau kita menjadi sebab seseorang mendapat hidayah. Dalam Perang Khaibar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan bendera perang kepada Sayiduna Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, kemudian bersabda فَوَ اللهِ ، لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرِ النَّعَمِ “Demi Allah, apabila Allah memberikan hidayah kepada seorang laki-laki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu lebih baik daripada engkau memiliki unta-unta merah.” Muttafaq Alaih. Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam menjelaskan hadits ini, “yang dimaksud dengan humrun ni’am’ adalah Unta merah’, dan ia adalah harta paling berharga bagi orang arab. Dan mereka seringkali menjadikannya sebagai perumpamaan bagi sesuatu yang sangat berharga dan tidak ada yang lebih berharga darinya. Dan telah kami jelaskan sebelumnya bahwa penyamaan antara balasan baik di akhirat dengan sesuatu yang berharga didunia hanyalah sebagai bentuk pendekatan kepada benak kita agar lebih mudah kita pahami. Sedangkan hakekat yang sebenarnya, maka setitik kenikmatan di akhirat yang kekal lebih baik dari dunia dan seisinya.” Imam Ibnul Qayyim rahimahullah juga berkata dalam menjelaskan hadits ini, “jika orang alim dapat memperoleh pahala yang lebih baik dari onta merah apabila ia menjadi sebab seseorang mendapat hidayah, maka bagaimana dengan orang yang setiap harinya menjadi sebab hidayahnya banyak orang.” Apalagi di zaman sekarang segala sarana untuk berdakwah sudah tersedia, hanya saja terkadang kita enggan untuk berdakwah dan mencari-cari alasan untuk menghindar dari dakwah. Padahal kita tidak tahu, mungkin Allah membuka hati dan memberikan hidayah kepada orang lain melalui sedikit ilmu yang kita sampaikan tanpa kita sadari. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadits lain مَنْ دَعَا إِلَى هُدىً كَانَ لَهُ مِنَ الَأجْرِ مِثلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ ، لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئاً “Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikit pun.” HR. Muslim. Bahkan tidak sampai disitu, pahala orang yang berdakwah dan menyampaikan ilmu yang bermanfaat akan terus mngalir setelah ia meninggal, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara Sedekah jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak shalih yang mendoakan untuknya.” HR. Muslim. Semoga Allah ta’ala senantiasa memberi hidayah kepada kita, dan menjadikan kita sebagai sebab hidayah bagi orang lain. Penulis Arinal Haq Post Views 4,222LEBIH DARI SEKADAR UNTA MERAHRasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- berkata kepada Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu anhu-, فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ“Demi Allah, apabila Allah memberi petunjuk kepada satu orang saja melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah yaitu unta yang paling bagus dan paling mahal -pen”.HR. Al-Bukhari No. 2942 dan Muslim No. 2406_____📱 Official Sosial Media Yayasan Cinta Sedekah▪️ Layanan CS▪️ renungan hidayah petunjuk mahal berharga motivasi taubat hijrah taqwa nasehat kebaikan berbuatbaik nasehatislam quotes quotesislami inspirasi dakwah islam cintasedekah
DemiAllah, hidayah Allah dari tanganmu lebih baik dari unta merah" (HR. Bukhari) 1. Dakwah merupakan upaya untuk menyelamatkan seseorang dari api neraka. Maka pahala bagi para dai di sisi Tuhannya sangatlah besar sesuai dengan kadar perjuangannya. 2. Setiap kebaikan yang dia lakukan setelah mendapat hidayah atas kehendak Allah, semuanyaDalam beberapa hadits Rasulullah ﷺ sering menyebut nilai sebuah amal lebih baik atau lebih berharga dari “Unta Merah”. Apa maknanya dan kenapa mesti Unta Merah? Unta merah adalah kendaraan berupa unta terbaik, terbagus, tercepat, termahal, yang sangat diinginkan oleh orang Arab pada masa itu. Sebagai simbol kemewahan dan kedudukan sosial bg yang memilikinya. Imam Ibnul Atsir berkata “Humrun Na’am Unta Merah adalah akhyaruha unta terbaik Wa ajyaduha unta terbagus.” Imam Ibnul Atsir, Jami’ Al Ushul, jilid. 5, halm 492 BACA JUGA Seorang Ulama dan Penggembala Unta Syaikh Abdurrahman Al Aql مرغوبة عند العرب وهي أحسن وأنفس ما يكون من الإبل عندهم. “Unta merah adalah hal yang sangat diobsesikan oleh orang Arab, dia adalah unta terbagus dan tercepat yang ada pada mereka.” Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz Al Aql, Ghayatul Murid, hal. 88 Dijadikan “Unta Merah” Sebagai perumpamaan dalam nilai kebaikan amal akhirat adalah untuk memudahkan atau mendekatkan pemahaman manusia thdp nilai amal tsb. Imam An Nawawi berkata تشبيه أمور الآخرة بأعراض الدنيا إنما هو للتقريب من الأفهام، وإلا فذرة من الآخرة الباقية، خير من الأرض بأسرها وأمثالها معها” Diserupakannya urusan akhirat dengan kekayaan dunia hanyalah untuk mendekatkan manusia pada pemahaman, dan sebaliknya satu atom akhirat lebih baik dari seluruh bumi dan seisinya.” Syarh Shahih Muslim, jilid. 15, hal. 178 Jika mau dikonversi ke zaman sekarang, apakah kendaraan yg paling diinginkan oleh manusia zaman ini karena kemewahannya, keindahan, dan kecanggihannya? Jet pribadi? Ferari? Dan seterusnya. Ada beberapa amal yang nilainya lebih utama dari Unta Merah, di antarannya 1. Menjadi Sebab Hidayah Bagi Orang Lain Rasulullah ﷺ bersabda فَوَاللَّهِ لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ “Demi Allah, jika Ada seorang mendapatkan hidayah karena dirimu, maka itu lebih baik bagimu dibanding Unta Merah.” HR. Bukhari no. 3009, Muslim no. 2406 2. Shalat Witir Rasulullah ﷺ bersabda إِنَّ اللَّهَ أَمَدَّكُمْ بِصَلَاةٍ هِيَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ الْوِتْرُ جَعَلَهُ اللَّهُ لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ “Sesungguhnya Allah telah memberikan anugerah kepada kalian berupa salat yang mana lebih baik dari unta merah, yaitu salat Witir, Allah telah jadikan waktunya bagi kalian antara salat Isya sampai terbit fajar.” HR. At Tirmidzi no. 452. Hadits ini dinyatakan dhaif oleh Imam Bukhari dan lainnya. Lihat Takhrijul Ihya, hal. 232. Ada pun Al Albani menyatakan shahih, tanpa kalimat “Unta Merah”. BACA JUGA Yang Lebih Baik daripada Harta Benda Tak Terhingga 3. Tidak banyak bergerak dalam shalat, kalau pun terpaksa cukup sekali saja Abu Dzar Radhiallahu Anhu berkata مَسْحُ الْحَصْبَاءِ مَسْحَةً وَاحِدَةً وَتَرْكُهَا خَيْرٌ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ “Mengusap kerikil saat shalat itu cukup sekali usapan. Sedangkan membiarkannya lebih baik daripada unta merah.” HR. Malik, Al Muwaththa’ no. 336. Ibnu Abdul Bar mengatakan hadits ini marfu’ shahih mahfuzh . Lihat At Tamhid, jilid. 15, hal. 537 Dahulu Rasulullah ﷺ menasihati para sahabatnya yang saat itu lantai masjidnya adalah pasir atau tanah. Mereka sering meratakan atau mengusap tempat shalat/sujud agar sujudnya nyaman, dan itu mereka lakukan ketika shalat. Para Fuqaha mengatakan itu makruh, kecuali sekali usap saja. Demikian. Wallahu A’lam. [] Oleh ✍ Farid Nu’man Hasan 🔈 Join Channel 🅿️ Fanpage ❄️ Kunjungi website resmi 🎬IG Instagram Youtube Farid Nu’man Hasan Official Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp silakan mendaftar terlebih dahuluInstagram pusatstudiislamTelegram Fanspage SabdaRasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib: "Demi Allah, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah kepada seseorang dengan (da'wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah." (HR. Bukhari, Muslim & Ahmad). Di jaman Rasulullah SAW dalam sejarah agama Islam, unta merah merupakan kendaraan yang sangat mewah kala itu. . 487 307 267 93 336 243 101 129