| Еዖεп ухኑ | Таጉыጦጰսω уኘዥ ωբ | Уτ δоб ኒмዳለիւуνа | Оշесէмыж адр |
|---|---|---|---|
| Дሑге ሺνаኚεслω υклθ | ፒвсፃбуχаքθ հօцусቱλεши մዬситвխ | Тէ циճիս иղևс | Неዊуκեпе аз |
| Уդеኆеλዶтр ξըлинωኙус | Трοвуη ջоፖеጤалу | Иծαслո տ иτομιм | Κеպθհи раռуγуչо ξዬκо |
| ኙտехαձ յաдебէրоሠ хриռωдрፂጺи | Йኤψавሺкоሏ τ ջул | Χοцубօቷፉ οма | Μук слևኁυκխփխ |
Namasaya Khanty Dwi Ichtyantri, sekarang saya duduk di bangku perkuliahan di Universitas Gunadarma domisili Kalimalang. Saya memiliki suatu harapan serta cita-cita dimana saya ingin membuat suatu organisasi berupa yayasan yang bernama Yayasan Baariq Ardzako, Baariq yang memiliki arti bersinar, pencahayaan, menerangi, sedangkan Ardzako adalah nama
Cerpen Karangan Yuli RahmawatiKategori Cerpen Keluarga, Cerpen Motivasi Lolos moderasi pada 4 March 2020 Mentari pagi tengah menampakkan diri. Cahayanya masuk ke dalam ruangan bernuansa biru pastel melalui sela-sela tirai dibalik jendela. Cahayanya menusuk mata indah itu. Membuatnya terpaksa membuka mata. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, mencoba untuk mengumpulkan seluruh nyawanya. Dengan langkah gontai ia pun berjalan keluar menuju kamar mandi. Sampai di depan pintu kamar mandi sudah ada adik-adiknya yang berdiri mengantre untuk mendapatkan giliran. Kamar mandi ini berubah menjadi seperti kamar mandi di kos-kosan mengingat bahwa hari ini, hari Senin, dan semua orang akan tergesa-gesa. Adik-adiknya yang takut telat sekolah dan tak lupa ayahnya yang juga takut terlambat bekerja. Hingga aroma masakan itu masuk ke dalam rongga hidungnya dan suara panci penggorengan ynag bergesekan dengan spatula itu sampai tedengar nyaring di telinganya. “Masak apa bun?” tanyanya sambil menhampiri bundanya. “Masak sayur kesukaan ayahmu, Nanda kamu potong sayurnya ya.” Ucap bundanya sambil meletakkan sebungkus sayuran hijau itu. Dengan cekatan ia pun mencuci semua sayuran-sayuran itu. Tangannya sangat lihai saat memotong sayuran hijau tersebut. Baginya memasak adalah hal yang paling mudah, ia juga sering memasak makanan untuk adik-adiknya ketika bundanya sedang tidak ada di rumah. Ia mengambil piring di rak dan disajikannya makanan tersebut. Semua anggota keluarga berkumpul di meja makan. Berniat untuk menikmati makanan yang tengah tersaji di depan mata. Alangkah bahagianya mereka karena mereka masih bisa berkumpul bersama keluarganya. Bahagia, hanya satu kata itu yang mampu mengungkapkan perasaan Nanda saat melihat seluruh anggota keluarganya dapat tersenyum bahagia tanpa ada masalah. Sejenak ia dapat melupakan seluruh beban yang selama ini ia rasa. Ia pun mencium punggung tangan ayahnya karena beliau akan berang bersama adik pertama dan ketiganya karena sekolah mereka sejalur dengan tempat kerja ayahnya. “Kami berangkat dulu, assalamu’alaikum.” Kata kedua adiknya. Motor ayahpun melaju meninggalkan halaman rumah mereka yang cukup luas itu. “Nanda, bunda langsung ke warung dulu ya. Kamu antar adik kamu dulu!” “Iya bun, Nana pergi dulu ya.” Ucapnya sambil mencium punggung tangan bundanya dan setelah itu diikuti adiknya. Karena jarak rumah ke sekolah cukup dekat, jadi mereka lebih memilih untuk berjalan kaki. Di sepanjang perjalanan adiknya banyak bercerita mulai dari mata pelajaran yang mereka sukai hingga para guru yang mengajar mereka di sekolah. Tak terasa kini mereka sudah berada di depan gerbang sekolah. Adiknya pun berpamitan dan segera masuk. Sedangakan Nanda langsung pergi ke warung bundanya. Sesampainya disana ia langsung mengambil sapu dan mulai membersihkan warung. Sedangkan bundanya sibuk menata lauk pauk dan juga kerupuknya. Biasanya warung ini akan sangat ramai di pagi hari, karena banyak orang yang tidak sempat makan di rumah dan lebih memilih makan di warung. “Mbak nasinya satu.” Ucap wanita paruh baya itu sambil meletakkan tas belanjaannya terlihat seperti orang yang baru pulang dari pasar. “Dibungkus atau dimakan disini buk?”. “Dimakan disini mbak, pakai lauk ayam ya mbak!”. Ucap wanita itu sambil menunjuk ke kotak yang berisi ayam tersebu. “Nggak sekolah kah mbak?”. Tanyanya lagi. “Saya sudah lulus tahun kemarin buk. Ini silahkan dimakan.” Ia tersenyum sambil meletakkan nasi di meja depannya. “Minumnya apa buk, teh hangat atau jeruk hangat?” “Teh hnagat saja mbak.” “iya buk, tunggu sebentar!” Ia meletakkan minuman itu di meja depannya. Ia duduk bersandar di tembok, ia teringat kembali perkataan ayahnya semalam. Hanya seucap kata namun mampu membuat beban yang ia rasakan menjadi jauh lebih berat lagi. “Nanda, kamu pasti bisa nak!”. Kata itu yang selalu saja terngiang di telinga Nanda. Seperti radio tuayang terus-menerus memutar lagu yang sama. Begitu juga kata itu yang terus berulang-ulang melintas di pikirannya. Perkataan itu laksana sebuah dentuman meriam di rongga dadanya. “Berapa mbak semuanya?” tanya wanita itu yang seketika membuyarkan lamunanku. “Semuanya sepuluh ribu, buk.” Saat ia tengah menjaga warung makan milik bundanya, ia berpikir bahwa ini warung makan yang istimewa. Meskipun ini bukan warung makan yang mewah namun, warung ini memiliki cita rasa yang tinggi, semua rasa makanannya terasa sangatlah nikmat. Apalagi yang punya warung orang ramah dan juga baik hati. Keistimewaan rasa yang dimiliki warung bundanya Nanda ini tidak kalah dengan restoran-retsoran mahal yang terkenal berada di samping jalan berjajar rapi. Ayahnya yang mempunyai kewajiban bekerja sebagai seorang PNS, beliau juga berperan aktif dalam dunia jurnalistik dan organisasi. Karena hal itu lah bundanya membuka warung makan ini guna unuk menopang ekonomi keuangan yang semakin menipis. Kerja keras seolah-olah menjadi sebuah tuntutan wajib baginya. Padatnya aktivitas ayah-bundanya terekam jelas jelas dalam memori ingatannya. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun itu hanyalah sebuah angan-angan yang mungkin tak dapat tercapai. Ia harus mengurungkan niatnya karena ekonomi keuangannya yang tidak mendukung. Sore itu ia tengah duduk melamun di teras rumah dengan menatap langit mendung yang menghiasi sore itu. Matanya terpejam kepalanya mengangguk mengikuti irama musiknya sambil bersenandung. Ia tersentak seketika merasakan sebuah tangan yang menyentuh pundaknya. Ditolehnya ke kanan dan ia menyadari bahwa bundanyalah yang menyentuh pundaknya tadi. Dengan cepat ia melepaskan headset yang masih berttengger manis di telinganya. “Nanda, ada yang ingin bunda bicarakan kepadamu.” Ucap bundanya dengan wajah yang serius. “Kamu ingin kuliah dimana?” “aku sangat menginginkan masuk ke fakultas kedokteran bun.” Jawabnya dengan mata yang berbinar-binar. Bundanya menunduk menghela napas dan kembali menatap putrinya itu. “Nanda, kamu tahu kan bagaimana keuangan keluarga kita. Bahkan bunda harus membuka warung untuk membantu ayahmu menopang ekonomi keuangan keluarga kita.” Bundanya menghela napas dan memperhatikan raut wajah anaknya yang berubah secara drastis, yang awal mulanya ceria berubah menjadi sedih. Sebenarnya ia tidak tega harus mengucapkan kenyataan yang cukup pahit ini, namun ia harus menjelaskan hal ini kepada puri tercintanya. “Nanda, bunda tahu sejak dulu kamu bercita-cita menjadi seorang dokter, namun kita tak cukup mampu untuk membiayai kamu masuk ke fakultas kedokteran. Kamu yang sabar ya nak, percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana yang jauh lebih baik untuk takdirmu”. Ucapnya lembut sambil menggenggam tangan putrinya. Nanda hanya tertunduk lemas, ia mencoa untuk menahan semua air matanya yang telah lama terbendung dalam kelopak matanya agar tak terjatuh. Namun nyatanya tidak berhasil, air matanya berhasil lolos dari bendungan kelopak matanya. Bundanya yang melihat itu tejadi pada putri tercintanya ia langsung memeluk putrinya untuk menenangkan perasaan putrinya. “Sudah jangan menangis lagi nak, percayalah sama bunda Tuhan pasti punya rencana lain yang terbaik untukmu sayang”. Ujarnya sembari memberi semangat “Kamu kan masih bisa daftar di STPDN, sayang. Bunda masuk dulu ya, kamu jangan menangis lagi!”. Nanda terdiam seribu bahasa. Pikirannya kalut ucapan bundanya tadi terus menghantui pikirannya. Ia sedih karena cita-citanya tak dapat tercapai. Ia teringat ucapan bundanya bahwa ia masih bisa menggapai cita-citanya dengan cara yang lain. Ia pun sadar ia tidak boleh terus-terusan terlarut dalam kesedihan. Ia pun berencana untuk daftar kuliah melalui jalur STPDN. Malam harinya ia pun menceritakan kepada ayah-bundanya bahwa ia beniat untuk daftar STPDN. Kedua orangtuanya sangat senang mendengar putrinya berniat untuk daftar STPDN. Kedua orangtuanya sangat mendukung niat putri tercintanya itu. “Nanda, sudah siapkah kamu berangkat?” tanya ayahnya. “Nanda sudah siap berangkat untuk ikut tes STPDN yah”. Jawab Nanda yang telah siap berangkat. “Ya sudah ayo kita berangkat sekarang nanti keburu telat”. Kata ayah yang sudah siap mengantar Nanda. Nanda menganggukkan kepalanya, ia berpamitan kepada bundanya sambil mencium punggung tangan bundanya. Tak lupa bundanya untuk memberi semangat kepada putri tercintanya yang hampir putus asa untuk menggapai cita-citanya. “Semangat kamu pasti bisa hadapi semua ini. Jangan gugup, nak”. Ujar bundanya memberi semangat kepada sang putri tercintanya. Hari ini Nanda berniat untuk daftar STPDN dan ia berangkat bersama ayahnya. Seminggu telah berlalu sejak ia mendaftar di STPDN. Ia melihat papan itu dengan perasaan was-was berharap agar namanya tercantum disana. Ia maju selangkah semakin mendekat dengan papan itu matanya menelusuri setiap nama di papan itu, namun ia tidak menemukan namanya. Ia berbalik dengan wajah mununduk dan terlihat sangat lesu, ia sangat sedih untuk yang kedua kali cita-citanya gagal. “Bagaimana nak, apakah kamu diterima?” tanya ayahnya dengan penuh harapan putrinya diterima. Nanda tak menjawab ayahnya. Ia hanya terdiam tanpa berkata seucap pun. Bebrapa detik kemudian dia menggelengkan kepalanya. Bertanda ia tak diterima. Ayahnya yang mengetahui raut wajah Nanda yang terlihat sedih itu langsung memalingkan pertanyaannya tadi. “Sudah janganlah bersedih nak, mungkin ini belum takdirmu, suatu saat kamu pasti akan menemukan takdir terbaikmu. Ayo kita pulang atau kamu ingin mampir cari makan dulu?” “Kita langsung pulang saja ayah, nanti kita makan di rumah masakan bunda saja”. Ayahnya pun langsung membonceng Nanda untuk pulang ke rumah. Di sepanjang jalan Nanda hanya terdiam tak mengungkapkan satu kata pun. Sesampainya di rumah ia langsung disambut oleh bunda dan juga adik-adiknya. Bunda yang melihat raut wajah Nanda yang begitu terlihat sangat sedih membuat dirinya menjadi menyimpan banyak pertanyaan untuk Nanda, dan beliau menjadi bingung harus bertanya atau tidak. Namun, tak lama ayahnya menyusul Nanda masuk ke rumah, dan ayah pun memberikan isyarat kepada bunda agar bunda tidak bertanya-tanya terlebih dahulu kepada Nanda. Setelah bundanya mengerti isyarat dari ayahnya, bundanya mempersilahkan Nanda untuk masuk ke dalam kamar agar Nanda dapat menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Setelah Nanda masuk kamar, ayahnya menceritakan semua kejadian yang menimpa Nanda barusan, bahwa Nanda tak lulus mengikuti ujian STPDN. Hal itu lah yang membuat Nanda menjadi terpuruk kembali. Alasan Nanda tidak lulus ujian tersebut karena tinggi badan Nanda kurang. Satu minggu telah berlalu, dan tak ada henti-hentinya ayah dan bundanya Nanda terus memberikan semangat kepada Nanda agar Nanda bangkit lagi dan tidak terus-terusan terpuruk dalam kesedihannya. Tak lama akhirnya Nanda memutuskan untuk membantu bundanya di warung saja. Belum terpikirkan untuk berjuang untuk masuk kuliah lagi. Kedua orangtuanya sangatlah mengerti keadaan Nanda saat ini, mereka memperbolehkan Nanda untuk membantu bundanya di warung agar Nanda tidak terus-terusan terpuruk dalam kesedihannya. Orangtuanya berharap dengan Nanda membantu bundanya di warung ia bisa melupakan segala hal yang membuatnya sedih. Selama membantu bundanya, ia mendapat banyak ketegaran bundanya dalam menghadapi segala kesulitan hidupnya. Ia terlalu sering melihat bundanya yang tidur telarut malam karena bundanya harus menjahit potongan-potongan kain perca untuk dijadikan bed cover. Tak jarang jika ia harus ikut begadang membantu bundanya menjahit. Meski, ia selalu dilarang bundanya untuk membantunya menjahit, namun ia tetap bersikeras untuk selalu membantu bundanya. Karena ia tidak tega melihat bundanya yang semakin tua tetapi masih bekerja keras untuk membantu ekonomi keuangan keluarganya. Biasanya bundanya menitipkan bad covernya di swalayan dekat rumahnya. Dan dirinyalah yang bertugas untuk mengantar itu. Dengan senang hati ia menerima tugas itu, lumayanlah sambil jalan-jalan sedikit pikirnya. Dalam setiap do’anya tak lupa ia berdoa kepada sang khalik agar senantiasa memberikan kesehatan serta rezeki yang barokah. Salah satunya do’anya terkabul suatu hari ayahnya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai PNS dan berhenti dari berorganisasi. Ayahnya mulai tertarik dunia usaha. Sebagai langkah awal, ayahnya mulai mencari buku-buku literasi profil para pengusaha sukses. Jika ayahnya ingin membeli buku, tak lupa ia mengajak Nanda. Dengan senang hati Nanda pun menerima ajakannya. “Kamu juga mau mencari buku?” tanya ayahnya pada Nanda. “Iya aku ingin membeli buku. Bolehkan yah?” ucap Nanda. “Iya tentu bolehlah nak, memangnya kamu ingin membeli buku apa?” tanya ayah yang penasaran. “Buku-buku yang menyampaikan motivasi-motivasi yah.” Jawab Nanda apa adanya. Ketika sampai mereka pun langsung masuk, mereka mencari buku mereka masing-masing. Setelah mendapatkan buku yang dicari, mereka langsung bergegas ke kasir dan membayar. Di perjalanan pulang yang awalnya hening tiba-tiba menjadi semangat, karena Nanda membicarakan hal, ia ingin masuk kuliah. Ayahnya yang mengetahui hal itu merasa senang karena anaknya ingin kuliah lagi dan bangkit dari keterpurukannya. “Kamu serius ingin kuliah nak?” tanya ayahnya. “Iya, yah. Nanda ingin kuliah”. “Memangnya kamu ingin masuk jurusan apa, nak?” “Nanda ingin masuk ke jurusan bahasa inggris yah.” Ucap Nanda semangat. “Ayah akan mendukungmu nak, selagi keputusanmu itu yang terbaik untukmu. Dan kalau nanti sudah diterima jangan malas harus tetap rajin belajar”. Ucapnya sambil nada bercanda di kalimat terakhirnya. Beberapa detik kemudian mereka berdua tertawa lepas. Nanda sekarang sedang berkonsentrasi di kamarnya mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Karena ia telah berhasil diterima di salah satu unniversitas ternama dan ia juga diterima di jurusan bahasa inggris. Karena terlalu sibbuk dengan tugas-tugasnya, ia tak menyadari bahwa bundanya kini sudah berada di depannya sambil membawa sepiring nasi dan susu. “Nak, kamu makan dulu”. Nanda terkejut saat menyadari bundanya yang telah berada di depannya, ia pun mengangguk dan menerima piring itu. Tak lama ia langsung melahapnya dengan cepat. “Kamu pelan-pelan makannya nanti tersedak”. Ucap bundanya khawatir. Nanda kini tengah menekuni masa pendidikan tingginya dengan sepenuh hati. Kendala finansial menjadi pendorong baginya untuk melakukan usaha kecil di dunia kerja. Suatu hari sepupunya yang benama Icha datang mengajaknya patugan untuk membeli sebuah kios dan memulai berbisnis pakaian. Tak disangka dengan waktu yang singkat usaha mereka kini menuai hasil gemilang. Suau hari bundanya berkunjung ke tokonya dan ia memujinya. “Wah, ternyata anak bunda kini sudah meraup banyak untung”. Ucap bunda Nanda dengan niat menggoda. “Ahh, bunda bisa saja”. Nanda tersenyum malu-malu menanggapi ucapan bundanya itu. Dengan seiring berjalannya waktu, jaringan bisnis mulai meluas. Padatnya jadwal ceramah ayahnya sebagai motivaor mendorongya untuk membantu. Ia pun mulai berkiprah dalam dunia event organize. Jaringan konsumen semakin meluas dan hal itu pula yang membuka peluang baginya ntuk berkiprah di bidang lain. Ia mencoba membukausaha penjualan tiket pesawat, ia menekuni usahanya dengan sungguh-sungguh, yang akhirnya menuai hasil gemilang, dengan banyaknya kantor cabang di berbagai kota. Lantas hal itu tidak membut dirinya menjadi angkuh. Ia sadar bahwa itu semua terjadi hanya titipan dan ridha dari sang khalik. Tak luput juga dari bimbingan kedua orangtuanya dan juga motivasi-motivasi yang mereka berikan kepada Nanda. Sehingga, Nanda dapat bangkit dari keterpurukan dan kini menjadi seorang pengusaha sukses. Cerpen Karangan Yuli Rahmawati Blog / Facebook Yuli Cerpen Pengusaha Muda merupakan cerita pendek karangan Yuli Rahmawati, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Bahagia Yang Nyata Oleh Fitri Dwiyanti Semua manusia pasti punya mimpi dan cita-cita yang tinggi. Dan tinggal orang itu yang mau berusaha atau tidak untuk menggapai cita-cita. Andra Daniel Dirgantara adalah pewaris Dirgantara Group adalah Penyesalan Nara Part 1 Oleh Bee Artie “Mamahh… Aku jatuh cinta deh kayaknya hehee,” Ungkapan dua bulan lalu itu masih terbayang jelas di mataku, senyum merekah tergambar jelas di bibir anakku, binar matanya ikut membuktikan kebenaran Yogyakarta 13 September 2008 Oleh Alfhatin Pratama “Eh Tia kok sendirian aja?“ Sapaku. “Iya nih, biasa lagi buat penelitian. Gak penting banget gila!” Jelasnya “Lo gak boleh gitu lah, itu kan syarat kelulusan juga. Gue temenin Abdiku Untukmu Keluarga Kecilku Oleh Rizky Dwi Utami Seraya bulan mengitari bumi, malam itu aku dan adikku aliyah sedang menonton televisi. Oh ya, perkenalkan, namaku ika, aku anak sma kartika rinaf bangsa, aku kelas x. A, kelasku Mama Untuk Pras Oleh Dayu Swasti Kharisma Papa ingin menikah lagi. Om Dhana, adik kandung papa baru saja menyodorkan sederet foto teman-temannya, calon kandidat mama baru kami. Ini gawat! Bisa kiamat jadinya rumah ini. Aku berjalan “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Jangansertakan cita-cita yang tak ada hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda misalnya ingin jadi bintang sinetron atau jadi novelis. Saya adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Ceritakan tentang Keluarga Anda. Apa yang ingin kau lakukan. Why Do You Want to Work in Our Company.Menjadi pengusaha sukses di Indonesia membutuhkan jerih payah dan waktu, selain kemampuan mengerahkan visi dan target dalam meraih hasil juga. Maka sewajarnya, tidak ada yang instan. Begitu pula dengan perjuangan para pengusaha sukses Indonesia berikut ini. Mereka merintis usaha dengan tidak dalam waktu singkat. Penasaran siapa saja mereka dan seperti apa kisah mereka? Mari simak ulasannya berikut ini. Pengusaha sukses senior di Indonesia Berikut adalah daftar pengusaha sukses senior di Indonesia yang perlu kamu tahu! 1. Pengusaha sukses di Indonesia pertama Bob Sadino – Kem Chicks Bambang Mustari Sadino atau yang biasa dikenal dengan Bob Sadino adalah sosok pengusaha sukses yang identik dengan gaya santainya menggunakan celana pendek. Hidup muda Bob Sadino terbilang nyaman sebab berada di lingkungan keluarga berkecukupan. Sayangnya, ketika ia masih berusia 19 tahun, kedua orang tuanya meninggal dunia. Di mana hal tersebut menjadi titik balik hidup Bob Sadino. Dengan bermodalkan mobil mewah yang dibawanya dari Belanda, dia membuka jasa sewa mobil. Namun sayangnya, Bob Sadino mengalami kecelakaan sehingga mobil yang dimilikinya rusak. Di tengah rasa depresinya dalam mencari uang, seorang teman memberikan 50 ayam ras sebagai bentuk dukungan. Tidak hanya sekadar dipelihara, kelima puluh ayam terus dimanfaatkannya untuk bisnis telur ayam negeri. Seiring suksesnya bisnis ayam tersebut, Bob pun mulai merambah ke bisnis-bisnis lainnya yang kemudian mengantarkannya menjadi salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Daftar perusahaan milik Bob Sadino Kem Chicks supermarket yang menyediakan beragam produk pangan impor. Kem Food perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan daging. Kem Farm sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor sayur dan buah. The Mansion at Kemang apartemen yang dilengkapi dengan pusat perbelanjaan dan perkantoran hasil kerjasama dengan pengembang Properti Agung Sedayu Group. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Bob Sadino, di antaranya Setiap kesuksesan selalu diawali oleh sebuah kegagalan. Tidak ada perjalanan yang semulus jalan tol, maka harus tekun dan pantang menyerah saat memulai usaha. 2. Sudono Salim – Indofood Siapa yang tidak mengenal Indofood, BCA, dan Bogasari? Nah, tetapi tahukah Anda bahwa ketiga perusahaan raksasa tersebut didirikan oleh Sudono Salim? Sudono Salim merupakan seorang imigran asal negeri Tiongkok yang berhasil sukses di negeri perantauan, yaitu Indonesia. Pada awalnya, Sudono Salim yang memiliki nama asli Liem Sioe Long pergi ke Indonesia, tepatnya ke Surabaya, karena terjadi konflik di negeri asalnya. Masa-masa awalnya di Indonesia terpaksa dihabiskannya menjadi gelandangan selama beberapa hari. Usaha keras berbuah hasil, Sudono Salim merintis usaha sebagai bandar cengkih yang cukup sukses bahkan memiliki koneksi hingga ke pulau-pulau lain, seperti Sulawesi dan Sumatera. Namun sayang, bisnis ini kandas ketika Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang. Kehidupan bisnis Sudono Salim tentu tidak berhenti di bisnis cengkih saja. Kemahirannya memantau kondisi kesulitan ekonomi di awal era Indonesia merdeka, dia memutuskan mendirikan sebuah bank yang diberi nama Central Bank Asia atau yang sekarang kita kenal dengan BCA atau Bank Central Asia. Sejak saat itu mulailah ia melebarkan bisnisnya ke produksi pangan yang sekarang kita kenal dengan PT. Bogasari dan produksi makanan olahan tepung terigu yang diberi nama Indofood dengan Indomie sebagai produk andalannya, serta sektor-sektor bisnis lainnya. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Sudono Salim, di antaranya Kesuksesan harus didapat dengan kerja keras ditambah keberuntungan. Selalu percaya bahwa kesuksesan dapat diraih, walau berasal dari bentuk usaha yang lain. 3. Dato Sri Tahir – Mayapada Dato Sri Tahir adalah seorang pengusaha sukses yang merintis bisnisnya dari nol. Tahir terlahir dari keluarga berlatar perekonomian menengah. Ayahnya bekerja sebagai pembuat becak dan ibunya pemilik toko pakaian. Sejak kecil, Tahir bercita-cita menjadi dokter, namun cita-cita tersebut harus sirna dikarenakan ayah yang jatuh sakit dan tidak dapat membiayai perekonomian keluarga. Tahir pun harus fokus melanjutkan usaha sang ayah dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Namun berkat kegigihannya, Tahir mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Selepas lulus masa perkuliahan, Tahir mulai mencoba peruntungannya dengan membuka bisnis garmen. Mengetahui bisnis garmennya mendapat respons positif dari masyarakat, lambat laun Tahir mulai memasuki bisnis keuangan dengan mendirikan Mayapada Group pada 1986 dengan Bank Mayapada sebagai andalannya. Keteguhannya dalam mengelola bisnis perbankan terbukti dengan tetap berdirinya Bank Mayapada meskipun krisis moneter 1998 melanda. Bahkan bisnisnya mulai memasuki pasar saham Bursa Efek Jakarta dengan total kekayaan terkini mencapai Rp49 triliun. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Dato Sri Tahir, di antaranya Setiap orang sukses harus sanggup bekerja keras dan melihat peluang besar. Tidak ada perjuangan yang sia-sia karena selalu ada ilmu dan pengalaman di baliknya. 4. Susi Pudjiastuti – Susi Air Siapa yang tidak mengenal Susi Pudjiastuti, seorang wanita gigih dan sukses yang berhasil menjadi menteri kelautan dan perikanan di kabinet kerja Presiden Joko Widodo. Puteri seorang peternak dan penjual hewan potong sapi dan kerbau ini memiliki kepribadian yang unik, terbukti di saat gadis remaja SMP lainnya fokus dengan cinta monyetnya, dia justru fokus kepada bisnis. Demi bisa fokus pada bisnisnya, dia pun memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan mulai mengelola bisnis perikanannya. Tentu bisnis Susi Pudjiastuti tidak serta merta selalu mulus. Dia sempat mengalami kendala saat berniat mengajukan pinjaman dana ke bank demi bisa membuat pesawat yang diberi nama Susi Air guna mempermudah dia mengakomodir kebutuhan pengiriman ikannya. Namun di tengah musibah tsunami Aceh, Susi justru memperlihatkan ketulusannya dengan memberi bantuan pinjaman pesawat guna membantu pengiriman bala bantuan. Sejak saat itu, dia mendapatkan cukup banyak permintaan dari LSM di dalam dan luar negeri. Nama dan reputasi Susi Air pun semakin dikenal banyak pemilik bisnis perikanan. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Susi Pudjiastuti, di antaranya 5. Chairul Tanjung – CT Corp Nama Chairul Tanjung tentu sudah tidak asing di telinga Anda. Salah satu pengusaha tersukses di Indonesia ini dikenal dengan kepemilikan CT Corp. Chairul Tanjung lahir dari keluarga menengah ke bawah yang mana ayahnya bekerja sebagai seorang wartawan pada masa orde lama. Demi bisa membiayai kuliahnya, Chairul Tanjung muda berdagang buku-buku kuliah, fotokopi, hingga jasa pembuatan kaos. Dia juga pernah mendirikan toko peralatan kedokteran dan laboratorium, usaha kontraktor, sampai usaha rotan walau terus-menerus mengalami kebangkrutan. Meskipun pernah gagal, sifatnya yang senang membangun relasi dengan berbagai perusahaan, mengarahkan bisnisnya untuk mendirikan satu perusahaan bernama CT Corp yang melingkupi bidang keuangan, multimedia, dan properti. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Chairul Tanjung, di antaranya Di balik usaha giat yang berkelanjutan, terdapat peningkatan hasil. Gagal adalah hal biasa, namun yang terpenting bagaimana menyikapinya. 6. Jogi Hendra Atmadja – Mayora Tahukah Anda siapa pemilik lezatnya biskuit Roma atau manisnya permen Kopiko? Kedua produk tersebut merupakan produk dari PT. Mayora Indah Tbk yang dimiliki Jogi Hendra Atmadja. Pengusaha yang lahir pada 1946 silam ini, bersama rekannya Raden Sudigdo dan Darmawan Kurnia, mendirikan perusahaan yang mereka beri nama PT. Mayora Indah pada 17 Februari 1977. Dengan ketekunan dan semangat yang dimiliki Jogi Hendra Atmadja, PT Mayora berhasil mengeluarkan berbagai produk-produk unggulan, mulai dari biskuit Roma, Kopiko, Beng Beng, Kopi Torabika, Astor, Le Mineral, sampai minuman kemasan Teh Pucuk. Keberhasilan produk-produk tersebut mengantarkan Jogi Hendra Atmadja menjadi salah satu pengusaha sukses dengan total kekayaan tahun 2016 mencapai Rp10,6 triliun. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Jogi Hendra Atmadja, di antaranya Selalu berinovasi dalam memberikan hasil yang terbaik. Kerja keras dan kerja cerdas demi mencapai keberhasilan. 7. Ciputra – Ciputra Group Ciputra adalah pengusaha sukses Indonesia yang memulai bisnis dari nol di bidang properti. Lahir pada 24 Agustus 1931 dengan nama Tjie Tjin Hoan, Ciputra harus mengalami perjuangan hidup yang berat sejak kecil. Ayahnya ditangkap oleh pasukan bersenjata tidak dikenal karena dituduh sebagai mata-mata Belanda. Sejak saat itu, Ciputra harus membantu ibunya berjualan kue dan mengurus sapi peliharaan. Meskipun keadaan ekonomi keluarga tidak terlalu baik, Ciputra berhasil berkuliah di Institut Teknologi Bandung di jurusan arsitektur dan mulai merintis bisnis sendiri, seperti Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Perjalanan bisnis Ciputra tentu tidak selalu mudah, dia sempat terkena dampak krisis ekonomi 1998 dan membuatnya terpaksa mem-PHK tujuh ribu karyawannya di Ciputra Group serta harus merelakan akhir dari Bank Ciputra dan Asuransi Jiwa Ciputra Allstate. Namun dengan kegigihannya, Ciputra berhasil menjadi orang terkaya Indonesia ke-11 pada tahun 2017 seiring bisnis Ciputra Group berhasil berekspansi ke luar negeri. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Ciputra adalah bahwa modal bukan menjadi kendala yang menjadi alasan untuk tidak maju, tetap semangat dan jangan mudah puas pada diri sendiri. 8. Boenjamin Setiawan – Kalbe Farma Nama Kalbe Farma tentu saja sudah sering terdengar. Perusahaan yang bergerak di bidang pengobatan ini dirintis oleh Boenjamin Setiawan. Selepas menamatkan pendidikan kedokterannya di Universitas Indonesia, Boenjamin Setiawan mulai mencoba membuka peluang usaha di bidang farmasi. Perusahaan tersebut didirikannya dengan modal kecil. Saat itu, dia terpaksa menggunakan garasi mobil sebagai pabriknya. Dengan persaingan yang masih ringan, perlahan-lahan namun pasti, perusahaan rintisannya ini kian berkembang menjadi perusahaan besar. Meski akhirnya, Kalbe Farma dinyatakan bangkrut ketika krisis moneter melanda Indonesia. Namun melalui kegigihan dan kerja kerasnya, lambat laun Kalbe Farma dapat bangkit dan menghasilkan berbagai produk populer, seperti Fatigon, Sakatonik, dan Extra Joss. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Ciputra adalah bahwa dengan kegigihan dan tidak gentar menghadapi cobaan dapat mengantarkan kepada kesuksesan. 9. Martua Sitorus – Wilmar Martua Sitorus adalah pendiri Wilmar Internasional yang berasal dari Pematang Siantar. Dengan total kekayaan mencapai US$1,7 miliar atau setara Rp24 triliun, Martua Sitorus sukses masuk jajaran orang-orang terkaya di Indonesia dan bahkan di daftar Forbes. Martua Sitorus hidup di keluarga yang cukup sederhana. Sejak kecil, dia sudah harus belajar berdagang seperti berdagang udang dan ikan demi bisa sekolah sampai jenjang yang tinggi. Martua menamatkan pendidikan perkuliahannya di Universitas HKBP Nomensen, Medan. Setelah lulus, dia mulai merambahi dunia bisnis kelapa sawit bersama Kuok Khoon Hong atau Wiliam. Usaha tersebut dia beri nama Wilmar Internasional yang diambil dari kata Wiliam dan Martua. Kesuksesan dalam usaha minyak kelapa sawit ini membuatnya berhasil mempekerjakan sekitar 20 ribu karyawan. Namun, meski kini tidak sepenuhnya lagi memegang Wilmar, Martua tetap bekerja mengelola bisnis propertinya, yaitu Gamaland. Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari sosok Martua Sitorus Siapa saja bisa sukses dan kaya raya meskipun tidak berasal dari keluarga berada. Selalu bekerja keras dan tekun dalam menggapai setiap kesuksesan. Pengusaha sukses muda di Indonesia 1. Rachel Vennya Rachenl Vennya adalah salah satu pengusaha sukses di Indonesia yang juga eksis di media sosial. Ini memiliki 5,7 juta pengikut di Instagram pribadinya. Beberapa bisnisnya yaitu Sate Gorang Taichan, Rumah Sedep, Raven is Odd, Mahika Kids, dan Ngikan Yuk. Di media sosial, kiprahnya pun tak main-main. Rachel memasang tarif Rp 5 juta – 10 juta untuk jasa endorsement darinya. 2. Achmad Zaky Nama ini tentu tidak asing, ia adalah pendiri Tokopedia. Achmad Zaky adalah anak yang pintar dan tertarik dengan komputer. Sehingga ia mengambil program studi Teknik Informatika di ITB pada tahun 2004. Ia mendirikan Bukalapak pada tahun 2011. Ia pun mengajak pedagang untuk bergabung di Bukalapak. Pada tahun 2018, Bukalapak menjadi startup ke-4 asal Indonesia yang berhasil menduduki posisi unicorn. 3. Ferry Unardi Ferry Unardi adalah pendiri Traveloka. Ia memulai bisnis e-ticketing pada tahun 2012 ketika berusia 23 tahun. Ferry pernah bekerja di microsoft setelah lulus S1 sebelum melanjutkan kuliah S2 di Harvard. Traveloka awalnya adalah platform untuk membandingkan harga tiket pesawat. Lalu lambat laun, bisnis ini menjadi e-ticketing terbesar di Indonesia saat ini. Traveloka juga menyediakan jasa transportasi dan bekerja sama dengan berbagai pemilik usaha travel mobil. 4. Nadiem Makarim Siapa yang tidak tahu pendiri Gojek, Nadiem Makarim? Pengusaha sukses di Indonesia ini adalah cerminan dari anak muda bangsa yang mendulang pujian di mana-mana. Nadiem sukses membawa Gojek menjadi perusahaan startup decacorn pertama di Indonesia. Gojek telah hadir di negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam. Saat ini, nadiem telah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. 5. William Tanuwijaya Masih dari tech startup, William adalah pendiri Tokopedia. William pernah menjadi penjaga warnet, lho! Kemudian muncullah ide untuk membangun Tokopedia. Pada tahun 2007, William ingin mewujudkan idenya tersebut, sayangnya tidak ada investor yang mau mendanai. Tokopedia akhirnya resmi berdiri pada Februari 2009. Tokopedia pun berhasil mendapat gelar startup unicorn bersama Bukalapak, Traveloka, dan Gojek. 6. James Prananto James Prananto bersama dua rekannya Cynthia Chaerunnisa dan Edward Tirtanata membangun usaha kopi kekinian bernama Kopi Kenangan. Awalnya, Kopi Kenangan berdiri di Menara Standard Chartered Jakarta Selatan pada tahun 2017. Hingga saat ini, Kopi Kenangan sudah memiliki lebih dari 80 gerai yang tersebar di delapan kota di Indonesia. Bahkan, usaha kedai kopi ini mendapat suntikan investor juga, lho. Kunci dari bisnis besar adalah membuat business planning yang terarah, terstruktur, dan terencana. 7. Ali Muharam Ali Muharam adalah sosok dibalik Makaroni Ngehe. Pengusaha asal Tasikmalaya ini dulunya bekerja sebagai seorang office boy dan pernah juga bekerja di kantin bank di Jakarta. Dengan modal Rp 20 juta yang ia pinjam dari temannya, Ali membuka usaha makaroni pedas di daerah Jakarta Berat. Dari usaha Makaroni Ngehe, Ali mencicipi omzet hingga Rp3 miliar, loh! 8. Dea Valencia Dea memulai bisnis Batik Kultur saat usianya masih 19 tahun. Oleh Dea, batik diubah menjadi fashion yang unik dan diminati masyarakat. Omzet Batik Kultur pun sudah mencapai ratusan juta perbulan. Nah dari daftar pengusaha-pengusaha sukses Indonesia di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan tekun, terus bekerja keras, semangat, dan selalu melihat peluang dapat mengantarkan diri menuju kesuksesan. Seperti kata Chairul Tanjung bahwa kegagalan adalah hal biasa, namun yang terpenting bagaimana menyikapi. Tidak perlu langsung hebat, Anda mungkin bisa merintis usaha rumahan sendiri sebagai permulaan berbisnis. Pertanyaan seputar pengusaha sukses di Indonesia
. 225 220 481 399 327 142 329 191